Mungkin ada yang tertarik untuk coba-coba. Percobaan ini dibuat oleh Sutikno, guru SMPN 2 Wanadadi Jawa Tengah dan dipresentasikan dalam Lomba Karya Ilmiah Guru (LKIG) 2008 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Menurut Sutikno, baterai salak ini bisa menghasilkan tegangan 0,56 volt.
Bahan :
Buah salak, air, seng sebagai kutub negatif, dan tembaga sebagai kutub positif.
Cara kerja :
Buah salak diblender dengan air dengan perbandingan 200 gram:200 ml, lalu dituang ke dalam setengah gelas air mineral. Seng dan tembaga berukuran masing-masing 5 cm yang telah dikaitkan dengan kabel penghantar kemudian dimasukkan ke gelas. Ukur tegangan dengan multimeter. Buat jus salak lebih banyak lagi hingga tiga gelas untuk 1,5 volt dan enam gelas untuk 3 volt. Gelas-gelas berisikan jus salak tersebut diserikan hingga tegangannya akumulatif.
Hasil percobaan Sutikno :
Ketika diukur dengan multimeter digital, multimeter menunjukkan tegangan yang dihasilkan 0,56 volt, bahkan ketika dicoba kembali oleh Sutikno, sempat mencapai angka 0,6 volt. Sutikno mengatakan, tegangan listrik yang dihasilkan oleh jus salak ini dapat menghidupkan kalkulator bertegangan 3 volt atau jam digital 1,5 volt. Dalam presentasinya, dewan juri memuji temuan Sutikno dan memberikan masukan agar Sutikno mempertajam penelitiannya seperti dengan mengukur tingkat keasaman dan elektronnya untuk mencari tahu faktor apa yang paling berpengaruh.
Dasar pemikiran :
dalam buah terjadi reaksi antara cairan elektrolit buah dan logam seng dan tembaga:
Oksidasi: Zn --> Zn++ + 2e— (Seng kehilangan 2 elektron)
Reduksi: 2H+ + 2e— --> H2 (Ion Hidrogen menerima elektron.)
Reaksi total: Zn + 2H+ --> Zn++ + H2
karena serah terima elektron ini disertai aliran elektron maka terjadilah arus listrik. besarnya arus listrik yang dihasilkan tergantung dari konsentrasi ion [H]+ dalam elektrolit.
semakin asam jenis buahnya maka listrik yang dihasilkan semakin besar.