Minggu, 19 April 2009

menanti mentari menari

semalam......
segala yang ada padaku saat itu serasa tidak biasa dan tanpa ujung. pertikaian hati pada senja itu sangat lekat dan dingin, seiring dengan putaran roda sepeda motorku yang berjalan diatas aspal yang basah. yah betul, saat itu memang hujan sangat lebat.
diatas sepeda motor butut itu, dan aku hanya mengenakan kaos putih tipis seakan terus membiarkan hawa dingin menusuk-nusuk tulangku. letih yang kurasa, tapi hatiku lebih lebih letih lagi. apakah ada kejelasan hidup yang aku rasakan? sedikit saja..
ternyata tidak ada sama sekali.

semua ketidak jelasan ini dimulai sejak aku dilahirkan. mulai dari siapa aku, kenapa aku terlahir, dan untuk apa aku dilahirkan. bahkan sampai saat inipun aku tidak tahu siapa aku sebenarnya. aku hanya menjalani hidup, memainkan peranan sebagai diriku tanpa tahu pasti kenapa aku disini.

yang aku tahu, aku terus memutar gas pada sepeda motorku. sejuta bayangan yang telah kualami sebelumnya terus membayangi. keluarga ku .... (kalau memang pantas itu disebut sebuah keluarga). kuliah ku..... semua, semuanya hanya menorehkan luka dihatiku. lalu tiba2 bibirku tersenyum kecil,... ya aku teringat padanya. seorang perempuan cantik dengan tubuh yang gemulai dan senyum yang sangat manis memaksaku untuk tersenyum lagi.

seperti tersambar petir rasanya, senyumku tadi tiba2 hilang. oh gadisku.. kenapa kamu menghianatiku? panas hatiku rasanya, ingin kuhempaskan tubuh ini ke jurang. hari itu, aku melihat dia berduaan disebuah kamar kost bersama seorang laki2. tanpa busana.... mereka melakukan sesuatu yang diluar batas norma. bahkan bermimpipun aku tidak melihat dia melakukan hal itu. laki2 itu adalah bekas pacarnya dulu, laki2 itulah yang dulu telah merenggut keperawanan gadisku itu. dan laki2 itu meninggalkan dia, aku tahu apa yang terjadi. dia bercerita kepadaku tentang perlakuan laki2 itu padanya. dia sangat depresi dan hampir bunuh diri. dan satu2nya alasanku untuk menjadikan dia sebagai pacarku adalah aku ingin dia melupakan laki2 itu, aku ingin dia berubah. melupakan segalanya, dan kukatakan padanya bahwa kesucian itu letaknya didalam hati. dan bukan pada apa yang telah dilakukan. aku terima itu, dan aku tidak menganggap sebagai sebuah kesalahan.

aku tetap menganggapnya sebagai seorang perempuan yang suci. dan aku telah menjaga kesucian itu setelah 2 tahun menjalin asmara dengannya. ternyata aku gagal, aku gagal untuk meyakinkan dia.

dan kemarin aku juga gagal untuk menjadi anak yang baik, aku tidak menuruti kata2 orang tuaku untuk tidak menyentuh barang haram itu. aku terlena...

hari ini, tetap hujan seperti biasanya. tapi ada yang berbeda, aku tidak merasakan dingin, aku tidak merasakan tetesan air hujan. aku tidak merasakan apa2. aku duduk sendiri, ditempat yang aku tidak tahu dimana. aku melihat kerumunan orang, dan aku bertanya kepada mereka ada apa. tapi mereka tidak menjawabnya, seakan-akan mereka benar2 tidak mendengarku.

diantara kerumunan itu aku melihat sesosok orang tua yang tidak asing lagi bagiku. ternyata dia adalah ibuku, dengan wajah yang sangat mengiba. matanya cekung dan sedikit menghitam. kenapa ibuku menangis? apakah bapak memukul ibu lagi?

aku menghampirinya... dan aku tersentak kaget, aku sangat kaget...
dikakiku tergeletak sebuah batu nisan... dan batu nisan itu bertuliskan namaku!!!
ada apa ini? apa yang terjadi? kenapa batu nisan ini bertuliskan namaku?
aku berteriak, tapi seakan2 teriakan ku dibawa hanyut oleh lebatnya hujan sore itu...

sebuah petir besar menyambar.... dan akhirnya aku mengingatnya....
aku terlena... aku melihat sebuah mobil besar menghampiri aku dan sepeda motorku!!!!
mobil itu sangat kencang!!!! dan sekarang aku disini....